Seorang wanita berteriak slogan anti-Mubarak selama unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mesir untuk Perubahan di AS (EAC-USA) di depan Gedung Putih di Washington, (28/1). (FOTO.ANTARA/REUTERS/Hyungwon Kang)
"Apakah menurut Anda Israel harus melakukan serangan?" tanya presenter FOX News yang orang Republik, Sean Hannity, kepada John Bolton pada sebuah program radio, Senin atau Selasa WIB dini hari tadi.
"Seperti Anda tuduhkan, (Mohammad) El Baradei bekerja terselubung untuk Iran selama bertahun-tahun ketika dia di IAEA (badan energi atom internasional). Dan saya kira Israel tidak perlu menunggu lebih lama lagi...mereka harus beraksi dalam masa yang sangat dekat ini," sambung Hannity.
"Saya kira itu benar. Saya tidak menganggap masih ada banyak waktu (untuk menyerang Iran). Dan saya pikir kejatuhan pemerintahan Mesir yang mematuhi kesepakatan perdamaian hampi pasti mempercepat jangka waktu serangan (terhadap fasilitas nuklir Iran)," jawab Bolton.
Bolton mengatakan, masalahnya bukan terletak pada demokrasi ala (Thomas) Jefferson versus rezim Mubarak, tetapi antara Ikhwanul Muslimin dengan rezim Mubarak. "Dan itu memiliki implikasi yang serius terhadap AS, Israel, dan sekutu-sekutu kita yang lain di kawasan itu."
Bolton dipromosikan menjadi dubes AS untuk PBB oleh Presiden George W. Bush pada 2005 setelah ditentang habis-habisan oleh kubu Demokrat. Dia kemudian mengundurkan diri pada Desember 2006 setelah Senat menolak menyetujui pengangkatannya.
Bolton yang merupakan tokoh neokonservatif memiliki catatan panjang sebagai orang yang paling getol menyerukan serangan terhadap Iran. (*)
sumber: rawstory.com
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011
COPYRIGHT © 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar