Pesan itu disampaikan Hariman dalam perayaan HUT Indemo dan peringatan Peristiwa 15 Januari 1974 yang dikenal dengan nama Malari, malam ini (Sabtu, 15/1) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Menurut Hariman, ketika rezim otoriter Orde Baru tumbang tahun 1998 lalu, aktivis gerakan kehilangann peran. Demokrasi yang bersemi di era reformasi malah dibajak oleh elit partai politik.
Padahal para aktivislah yang berperan menjatuhkan rezim otoriter Soeharto. Menurut Hariman, kini saatnya gerakan prodemokrasi, termasuk yang dilakoni mahasiswa, memainkan peranan mereka kembali.
“Dulu kita kalau mau menjatuhkan rezim, ya tidak usah banyak diskusi. Jatuhkan saja. Risiko nomor dua,” ujar Hariman.
Menurutnya, pemerintahan SBY dan Boediono tidak membawa perubahan yang berarti untuk bangsa. Bahkan Indonesia semakin bergerak ke arah liberalisme yang tidak berpihak pada sebagian besar rakyat. [guh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar